Kaloci Khas Pontianak, Buatan Seorang Bapak Tanpa Jari - Hobby Makan

Kaloci Khas Pontianak, Buatan Seorang Bapak Tanpa Jari

Kirim stiker yuk..
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0

Seperti Moci Tapi Kacangnya di Luar

Hallo sahabat semua yang sudah rindu dengan jajanan pinggir jalan. Kali ini Bang Evan akan memperkenalkan salah satu jajanan pinggir jalan unik di Kota Pontianak. Warga Pontianak menyebutnya Kaloci. Makanan ini mirip dengan moci dan sama-sama menggunakan bahan baku tepung ketan.

Untuk pembuatannya, kaloci menggunakan tepung ketan yang dikukus. Berbeda dengan moci yang isi serbuk kacang tanahnya di dalam adonan, kaloci juga menggunakan serbuk kacang tanah, namun dibalur di luarnya.

Kacang tanah oseng yang ditumbuk halus bersama gula hingga menjadi serbuk itu, diletakkan di wadah untuk mengolah kaloci ini. Kemudian adonan tepung ketan kukus tadi, disimpan di atasnya, sambil dipotong-potong dan digaul dengan bubuk kacang tanah tadi. Satu porsi kaloci dijual dengan harga Rp5 ribu (kecil) dan Rp10 ribu (besar).

Bapak penjual bercerita ia sudah sekitar 10 tahun berjualan kaloci. Makanan yang terkenal zaman dulu (jadul) ini, dijualnya di depan-depan sekolah. Jika libur sekolah ia tetap berjualan, tapi dengan cara bekeliling.

Untuk pembuatannya, kaloci menggunakan tepung ketan yang dikukus. Berbeda dengan moci yang isi serbuk kacang tanahnya di dalam adonan, kaloci juga menggunakan serbuk kacang tanah, namun dibalur di luarnya.

Pak Likiun sapaannya mengatakan, semua adonan dan serbuk kacang untuk membuat kaloci ini ia buat sendiri di rumah. Ia berjualan mulai pagi hingga petang, menggunakan sepeda motor dengan gerobak di belakangnya.

Seperti biasa selain memborong, Bang Evan juga mentraktir siapa saja yang kebetulan lewat. Banyak anak sekolah yang kebetulan melintas jadi sasaran traktiran Bang Evan kali ini. Mereka semua tentunya senang karena bisa menikmati jajanan kaloci gratis.

Bapak penjual berusia 63 tahun itu mengatakan, dengan modal Rp220 ribu, jika semua dagangannya habis terjual ia bisa mengantongi uang sekitar Rp400 ribu. Pak Likiun rupanya sudah cukup banyak berpengalaman bekerja di berbagai bidang. Sebelum menjual kaloci ia sempat bekerja di pabrik kayu, pabrik karet dan tukang bangunan.

Ada satu hal yang membekas dari pekerjaan masa lalunya sampai saat ini. Yaitu dua jari di tangan kirinya putus sebagian, saat mengalami kecelakaan kerja di mesin pabrik karet puluhan tahun lalu. Saat kejadian ia masih muda berusia sekitar 17 tahun.

Di akhir, Bang Evan pun memborong sisa kaloci Pak Likiun yang dihargainya Rp200 ribu. Ditambah yang sudah dipesan sebelumnya sebanyak tujuh porsi seharga Rp70 ribu, artinya total yang harus dibayar Bang Evan Rp270 ribu.

Namun rupanya Bang Evan kembali menambahkan rezeki untuk Pak Likiun dengan memberikan uang total sebesar Rp400 ribu. Dengan syarat Pak Likiun harus membagi-bagikan secara gratis, sisa dagangannya yang sudah diborong Bang Evan kepada siapa saja yang ditemui.

Semoga kisah kali ini dapat menginspirasi sahabat semua dan tentunya kita akan berjumpa lagi di kisah-kisah selanjutnya! (tim)