Malam itu sekitar pukul 21.48 WIB, seperti biasa Bang Evan dan tim tengah mencari pedagang pinggir jalan atau siapa saja yang ada di jalanan Kota Pontianak untuk ditemui. Tanpa disengaja, Bang Evan akhirnya bertemu dengan seorang bapak penarik becak. Dari sana terlintas ide untuk menjalankan eksperimen sosial kepada si bapak. Bang Evan akan mencoba menaiki becak tersebut dan minta antar ke suatu tempat.
Setelah menunggu di pinggir jalan, Bang Evan kemudian memanggil bapak penarik becak tersebut. Si bapak siap mengantar Bang Evan ke tujuan. Sambil menaiki becak tersebut, Bang Evan pun bertanya-tanya tentang kehidupan bapak penarik becak ini.
Namanya Pak Subhan. Usianya sudah 60 tahun. Hari itu, mulai siang hingga malam ia menarik becak dengan berkeliling kota. Perkemabangan zaman rupanya sangat mempengaruhi usaha jasa si bapak. Penumpang sepi. Kebanyakan yang menaiki becak biasanya wisatawan dari luar Kota Pontianak yang menginap di hotel.
Kondisi saat ini, dalam satu hari pendapatannya tak tentu. Biasanya hasil yang didapat hanya bisa untuk makan sendiri. Bahkan tak jarang becaknya sama sekali tidak ada penumpang. Adanya pandemi Covid-19 juga semakin memperparah keadaan. Penumpang sepi. Karena itu, ketika dalam satu hari ia bisa mendapat uang Rp20 ribu sampai Rp30 ribu saja, Pak Subhan sudah syukur. Yang penting uang itu bisa untuk menafkahi anak dan sitrinya di rumah.
Bapak asli Madura, Jawa Timur ini bercerita, selain mengantar penumpang ia biasanya juga mengantar barang pesanan orang menggunakan becaknya. Ada yang sudah berlangganan. Memang sehari-hari Pak Subhan hanya menggantungkan hidup dari menarik becak. Pekerjaan ini sudah ia tekuni selama 20 tahun. Sebelumnya ia sempat bertani di kampung halamannya.
Setelah mengantar Bang Evan si bapak akan kembali bekerja mengantar barang pesanan orang ke pasar. Ternyata si bapak memiliki pelanggan tetap pedagang goreng pisang yang harus diantar peralatan dagangannya setiap hari. Untuk itu bapak mendapat gaji sebesar Rp1 juta per bulan.
Sesampainya di tempat tujuan, di ujung jalan, ketika Bang Evan hendak membayar, si bapak tidak mematok tarif. Ia bilang terserah mau dibayar berapa. Merasa bahwa bapak adalah orang yang baik, Bang Evan pun memberikan sejumlah uang untuknya.
Setelah mengantar Bang Evan si bapak akan kembali bekerja mengantar barang pesanan orang ke pasar. Ternyata si bapak memiliki pelanggan tetap pedagang goreng pisang yang harus diantar peralatan dagangannya setiap hari. Untuk itu bapak mendapat gaji sebesar Rp1 juta per bulan.
Mendapat uang cukup banyak, Pak Subhan terheran-heran. Ia tak pernah menyangka mendapat rezeki sebanyak itu. Apalagi Bang Evan kembali menambah uang yang diberikan. Bang Evan menitipkan sejumlah uang lagi untuk istri si bapak di rumah.
Saat ramadan lalu Pak Subhan mengaku sama sekali tidak bekerja menarik becak. Satu bulan penuh ia manfaatkan untuk beribadah di rumah. Dan memang karena kondisi pandemi Covid-19, penjual goreng pisang langganannya yang harus diantar setiap hari, tidak berjualan selama bulan puasa.
Keikhlasan Pak Subhan untuk beribadah dan rela meninggalkan pekerjaan saat ramadan berbuah manis. Seperti kata Bang Evan, rezeki memang tidak pernah salah alamat. Apa yang Pak Subhan dapat kali ini, merupakan balasan dari Allah SWT atas ibadah dan doa-doa yang Pak Subhan panjatkan.
Semoga sahabat semua bisa mengambil sisi positif dari pertemuan Bang Evan dengan Pak Subhan. Kita akan bertemu lagi di eksperiman sosial selanjutnya! (tim)