Ketika Hobby Makan mencari pedagang kecil di pinggiran jalan, sekitaran Kota Bandung, tanpa sengaja bertemu dengan seorang bapak penjual cobek dan ulek batu. Bapak ini terlihat bersusah payah membawa dagangannya yang dipikul berjalan kaki.
Akhirnya Bang Evan dan Mami Tiwi memutuskan mendatangi si bapak. Namanya Pak Dedi. Ia berasal dari daerah Padalarang, Kabupaten Bandung yang menjual cobek dan ulek batu. Alat yang biasanya digunakan untuk menghaluskan bumbu atau bahan makanan yang dijualnya ini, terbuat dari batu karang dan batu kali.
Harganya bervariasi, untuk cobek batu ukuran kecil bersama uleknya dihargai Rp50 ribu. Sedangkan untuk yang ukuran besar Rp70 ribu. Pak Dedi berjualan membawa dagangan yang berat itu keliling kota. Cobek dan ulek dagangannya itu ternyata bukan buatannya sendiri, ia hanya menjualkan milik orang lain dan harus membayar seharga modal untuk barang yang laku.
Usaha dan kerja keras Pak Dedi memang patut menjadi contoh. Meski harus bersusah payah, ia tetap berjalan kaki untuk menjajakan dagangannya. Saking beratnya barang yang dibawa, kedua bahunya sampai lecet. Agar tidak sakit ia harus banyak berhenti dan istirahat.
Apalagi siang itu, belum ada satu pun dagangannya yang laku. Bang Evan dan Mami Tiwi menjadi pembeli pertama. Pak Dedi senang dagangannya bisa diborong. Karena selain mendapatkan penghasilan, beban yang harus ia bawa juga sedikit berkurang.
Semoga kisah kali ini dapat menginspirasi sahabat semua. Ingat, yang baik-baik selalu datang dari Allah SWT dan yang kurang baik selalu datang dari diri kita sendiri!(tim).