Kebanyakan pedagang pinggir jalan atau pedagang keliling yang sehari-hari berjualan tidak mengharapkan kekayaan. Mereka hanya berjuang untuk mendapat sedikit rezeki agar bisa menyambung hidup.
Seperti yang dilakukan Pak Yono, seorang mantan buruh pikul yang memutuskan berjualan pentol kuah keliling. Bapak asal Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat itu tanpa disengaja Bang Evan temui di masjid usai menunaikan salat.
Pak Yono berjualan menggunakan gerobak sederhana di atas sepeda motornya. Alasannya meninggalkan pekerjaan yang lama karena dengan bekerja sendiri, berjualan, ia bisa menunaikan kewajiban salat lima waktu tanpa tertinggal. Meski bapak berusia 51 tahun itu bercerita pendapatannya tak menentu. Jika dagangan habis saja, keuntungan yang didapat tidak sampai Rp100 ribu.
Namun demikian Pak Yoni tetap yakin, untuk terus berusaha dan sabar. Kuncinya menurutnya selalu berpikir positif dan ingat kepada Allah SWT.
Walaupun memang rezeki yang didapat tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak-anaknya. Meski hidup serba kekurangan, si bapak masih selalu bersedekah. Seperti memberikan pentol kuah dagangannya kepada anak-anak yang tidak memiliki uang.
Ia bahkan selalu menyisihkan Rp5 ribu per hari untuk disumbangkan ke masjid atau pondok pesantren penghapal Alqurab. Menurutnya mungkin selama hidup di dunia mengalami kesusahan, tapi Insyallah di akhirat bakal menemukan kebahagiaan.
Mendengar cerita si bapak, Bang Evan langsung borong semua dagangan. Tugas si bapak tinggal membagi-bagikan gratis kepada siapa saja yang ingin mencicipi pentol kuah buatan Pak Yono.
Untuk membantu Bang Evan hargai satu cup pentol kuah si bapak Rp100 ribu. Ditambah ada bantuan uang tunai untuk si bapak. Setelah mendapat bantuan uang untuk modal usaha dari Hobby Makan dan AmalSholeh.com si bapak terlihat sangat terharu. Sampai-sampai ia merangkul dan memeluk Bang Evan dengan erat. Banyak pelajaran bisa dipetik dari eksperimen sosial ini, semoga bisa menginspirasi sahabat Hobby Makan di manapun berada.(tim)