Makan mie instan memang lezat. Tetapi di balik kelezatannya, ada risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan dari konsumsi mie instan. Salah satunya soal fakta bahwa mie instan membutuhkan proses metabolisme atau pencernaan yang cukup lama. Karenanya mie instan tidak boleh dimakan terlalu sering.
Mengutip Life Hack (17/6), dampak buruk konsumsi mie instan ditunjukkan oleh seorang dokter yang secara khusus meneliti proses bagaimana mie instan dicerna di dalam perut manusia.
Menggunakan kamera mikro berukuran sebesar vitamin, Dr. Kuo merekam aktivitas perut selama 32 jam. Selama rentang waktu tersebut, tim peneliti memerhatikan aktivitas organ perut yang bekerja keras menghancurkan mie instan.
“Apa yang kami lihat di sini adalah organ perut bolak-balik mencoba menggiling mie instan,” jelas Dr. Kuo.
Penelitian ini membuktikan secara nyata kalau mie instan memang lebih sulit dicerna. Organ dalam perut juga seolah dipaksa terus menerus menghancurkan tekstur mie instan agar bisa masuk ke tahap metabolisme selanjutnya.
Dr. Kuo beranggapan, bahan yang membuat mie instan sulit dicerna adalah pengawet Tertiary-butylhydroquinone (TBHQ). TBHQ adalah aditif yang biasa digunakan dalam makanan olahan murah, seperti mie instant dan popcorn instan.
Tetapi sebagai langkah antisipasi, sebaiknya kurangi konsumsi makanan olahan terutama makanan instan agar organ tubuh tetap sehat dan berfungsi normal sebagaimana mestinya.