Masih di jalanan sekitar Kota Yogyakarta, Bang Evan mencoba melakukan sosial eksperimen. Yaitu mencari para pejuang nafkah atau rezeki di pinggir jalan. Kebetulan Bang Evan bertemu dengan penjual mie ayam yang sepi. Bahkan bapak penjual dan gerobaknya berada di tempat yang gelap.

Pertama Bang Evan minta bungkuskan empat porsi mie ayam kepada si bapak. Dengan ramah si bapak langsung sigap melayani. Dari cerita si bapak, ia mulai turun berjualan dari jam 12.00 WIB dan ketika Bang Evan datang dagangannya hanya tersisa empat porsi.

Pak Kahono namanya sudah berjualan mie ayam dari tahun 1994. Atau sudah sekitar 28 tahun. Dalam sehari biasanya ia membawa 40 porsi mei ayam yang dijual Rp8 ribu per porsi. Ia berjualan keliling mendorong gerobak yang ia sewa dari satu tempat ke tempat lainnya.

Bapak berusia 60 tahun itu bercerita, sejak pandemi, terlebih di awal tahun 2020 lalu dagangannya selalu sepi. Memasuki tahun 2022 barulah dagangannya mulai naik kembali. Saat Bang Evan membayar pesanan mie ayamnya, bapak yang berasal dari daerah Wonosari itu sempat kaget. Itu karena Bang Evan membayar Rp2 juta untuk empat porsi mie ayam yang dibeli.

Padahal dalam satu hari, jika semua dagangannya habis terjual, Pak Kahono biasanya hanya membawa pulang uang atau untung sebesar Rp150 ribuan. Ia terlihat sangat senang mendapat modal usaha dari Bang Evan. Pak Kahono lalu mendoakan banyak hal yang baik-baik. Bahkan ia meminta izin untuk foto selfie dengan Bang Evan menggunakan handphone-nya.(tim)