Saat mencari pedagang pinggir jalan di Denpasar, Bali, tanpa sengaja Bang Evan bertemu dengan penjual kacang tanah keliling. Bapak penjualnya bernama Pak Talib menjajakan kacang tanah rebus dengan cara dipikul menggunakan pikulan rotan sederhana. Bang Evan mencoba melakukan sosial eksperimen.
Kacang tanah itu dijual per ikat, satu ikatnya hanya Rp2 ribu. Selain menjual kacang tanah Pak Talib juga menjual telur puyuh rebus. Per kantong telur puyuhnya dijual Rp10 ribu. Bang Evan langsung borong semua kacang tanah sebanyak 350 ikat yang dibawa si bapak termasuk semua telur puyuh rebus.
Tak hanya itu, Bang Evan kemudian menawar untuk membeli bersama pikulan rotannya sekaligus. Bapak penjualnya menghargai pikulan rotan itu Rp500 ribu. Ia dengan senang hati mau menjualnya meski secara otomatis ia harus libur berjualan untuk beberapa hari.
Ia harus kembali membeli pikulan rotan itu dengan cara dipesan dengan perkiraan waktu pengiriman sekitar watu minggu. Total kacang dan telur puyuh seharga Rp910 ribu ditambah pikulan rotan Rp500 ribu, artinya Bang Evan harus membayar si bapak sebesar Rp1.410.000.
Karena bapak asal Banyuwangi itu terlihat sangat senang ketika semua dagangan, termasuk pikulannya dibeli, Bang Evan akhirnya hanya mengambil lima kantong telur puyuh dan 10 ikat kacang tanah. Sementara seperti biasa sisanya tinggal dibagi-bagikan gratis oleh si bapak.
Bapak 68 tahun itu begitu bahagia. Ia pun banyak mendoakan yang baik-baik untuk Bang Evan dan tim Hobby Makan. Perjuangannya memikul puluhan kilogram kacang tanah dan menempuh puluhan kilometer jarak, hari itu terbayar lunas. Semoga bisa menjadi penyemangat Pak Talib untuk terus ikhtiar mencari rezeki bagi keluarganya.(tim)