Di salah satu surau saat di perjalanan dari Kabupaten Sintang menuju Kota Pontianak, tanpa sengaja Bang Evan bertemu dengan seorang bapak penjual es krim jadul. Es krim yang biasa disajikan dengan roti atau dengan cone warna pink yang khas. Kalau dengan roti harganya Rp5 ribu, sementara yang cone Rp2 ribuan.
Ketika Bang Evan samperin ternyata si bapak sedang menunaikan salat duha. Namanya Pak Hadiyatna (51 tahun), asalnya dari Padalarang, Jawa Barat. Sudah berjualan es krim jadul sejak di Pulau Jawa, sampai kini merantau di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Bang Evan minta dibuatkan es krim yang pakai roti dan dihargai Rp500 ribu per es krimnya.
Si bapak sampai terharu. Menurutnya ia sebelumnya sengaja menunaikan salat duha agar dibukakan pintu rezeki, dan benar rezeki itu langsung menghampiri. Padahal sebelum salat ia sebenarnya sedang buru-buru menuju sebuah acara hiburan atau keramaian. Dan sempat takut keduluan dengan penjual es krim yang lain. Tapi ternyata pilihannya untuk tidak buru-buru, dan memilih salat duha terlebih dahulu malah kontan diganjar rezeki.
Pak Hadiyatna sampai sujud syukur. Bahkan Bang Evan tambah uangnya untuk tambahan modal usaha si bapak, sekaligus borong semua sisa dagangannya untuk dibagi-bagikan gratis di tempat acara hiburan atau keramaian yang akan dituju Pak Hadiyatna.
Pak Hadiyatna orangnya sangat sederhana. Ia ikhlas berjualan demi menafkahi istri dan empat orang anaknya. Ia tak pernah libur berjualan, kecuali ketika fisiknya sedang tidak mendukung atau sakit. Sehat selalu para pejuang keluarga.(tim)