Ketika jalan-jalan tengah malam di Kota Bandung, tanpa sengaja Bang Evan bertemu dengan penjual nasi goreng. Kebetulan saat itu, pas terjadi gempa yang berpusat di Garut, tapi guncangannya sampai terasa di Kota Bandung. Saat keluar tengah malam sekitar pukul 00.30 itu, Bang Evan melihat ada seorang bapak yang masih berjualan.
Tempat jualannya gerobakan sederhana, di persimpangan Jalan Banda, dan Belitung. Selain nasi goreng, si bapak juga menjual kwetiau dan mie goreng. Ketika Bang Evan datang, jualan si bapak memang sudah mau habis. Karena sudah larut malam, saat itu tersisa enam porsi saja. Harga per porsinya dijual Rp15 ribu, sudah pakai telur.
Menurut Pak Ayo-nama si bapak, biasanya dalam sehari bisa laku terjual 55 sampai 60 porsi. Saat Bang Evan mau borong 100 porsi untuk esok harinya, si bapak dengan polos menyatakan tidak mampu. Sesuai tenaga, kata dia, hanya bisa membuat 55 sampai 60 porsi saja. Dan semua diberikan gratis untuk sahabat Hobby Makan yang ada di Kota Bandung.
Bapak asal Brebes itu dulunya jualan nasi goreng keliling. Ia sudah merantau sejak lulus SD, berawal ikut membantu sang kakak berjualan di Kota Bandung. Jika dihitung sudah sekitar 40 tahun Pak Ayo merantau, dan berjualan. Melihat perjuangan Pak Ayo, dan kejujurannya, Bang Evan tambah traktiran untuk satu hari lagi. Dengan jumlah yang sama sebanyak 60 porsi.
Bapak berusia 54 tahun itu awalnya sempat bingung, harus menggratiskan semua dagangannya selama dua hari. Tapi akhirnya ia pun menyanggupi. Ia senang bisa bertemu dengan Bang Evan. Dan semua terjadi begitu saja, tanpa rencana. Pak Ayo sampai terharu, hingga memeluk Bang Evan, dan meneteskan air mata.
Sahabat Hobby Makan yang di Kota Bandung, wajib cobain racikan Pak Ayo. Mau nasi goreng, kwetiau, atau mie goreng, semuanya enak. Pak Ayo yang senang mendengarkan sholawat dari speaker kecil di gerobaknya itu, buka dari ba’da magrib, sampai habis tengah malam, sekitar pukul 01.00.(tim)