Bubur Zenal, Bubur Legendaris 50 Tahun di Tasik yang Bikin Bobby dan Bang Evan Ngiler Seharian! - Hobby Makan

Bubur Zenal, Bubur Legendaris 50 Tahun di Tasik yang Bikin Bobby dan Bang Evan Ngiler Seharian!

Kirim stiker yuk..
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Bang Evan lagi-lagi mampir ke Tasikmalaya, Jawa Barat, tapi kali ini ada yang spesial. Bang Evan ngajak teman dari Bandung, seorang stunt rider Bobby Stuntrider. Bang Evan dan Bobby sengaja janjian buat ngicipin bubur yang katanya legendaris banget di Tasikmalaya, namanya Bubur Ayam Kalektoran H Zenal di Jalan R. Ikik Wiradikarta No.33.

Jadi ceritanya, Bobby penasaran sama bubur yang satu ini. Katanya sih, udah berdiri sejak tahun 70-an dan dulunya si Bapak H Zenal (generasi pertama) belajar jualan bubur dari Jakarta sebelum akhirnya menetap di Tasik. Sekarang usaha diterusin sama generasi kedua, atau anaknya (Pak Didi). Wah, dedikasi sudah setengah abad.

Pas pertama datang, Bang Evan dan Bobby langsung disambut dengan gaya khas Tasik, ada teh tawar gratis. Ini udah kayak budaya di sana. Buburnya sendiri disajikan dalam dua pilihan porsi, satu penuh seharga Rp40.000, dan setengah porsi Rp30.000. Tapi tenang, harga ini setimpal sama isiannya kok.

Buburnya sendiri khas Jakarta-style, gurih, agak encer tapi nendang, pakai ayam kampung suwir, tongcai (sawi asin), dan bisa ditambah topping lain seperti emping, ati ampela, sampai telur mentah yang dicemplungin langsung ke buburnya biar setengah matang. “Ini sih ayamnya nutupin buburnya, bukan bubur nutupin ayam,” kata Bang Evan.

Seperti biasa, ritual makan bubur nggak lengkap tanpa debat “tim aduk” vs “nggak aduk”. Bobby ternyata tim aduk, Bang Evan tim nggak. Tapi dua-duanya setuju, bubur H Zainal ini juara. Rasa gurihnya pas, topping melimpah, dan yang bikin beda, tongcai plus ayam kampungnya.

Pak Zainal pertama kali jualan bubur tahun 60-an di Jakarta, lalu pindah ke Tasik sekitar tahun 70-an. Awalnya cuma dorong gerobak, terus pelan-pelan ngontrak rumah, hingga akhirnya punya tempat sendiri. Sekarang, warung bubur ini udah jadi ikon kuliner pagi di Kota Tasikmalaya. “Kerja keras, pelan-pelan, atas izin Allah, akhirnya bisa beli rumah dan punya usaha tetap,” kata Pak Didi.

Untuk jam bukanya, mulai jam 06.00 pagi sampai sekitar jam 12.00 siang (atau sampai habis). Walau dibilang “bubur mahal” sama warga sekitar, tapi porsinya memang gede, topping-nya niat, dan rasa gak main-main.

Buat Bang Evan dan Bobby sih, ini bukan sekadar sarapan, tapi pengalaman makan bubur yang bakal diingat lama. Buat kamu yang mau kulineran ke Tasik, bubur H Zenal wajib banget masuk bucket list. Jangan lupa ajak temen, biar bisa cobain semua topping dan nambah porsi tanpa malu.

Kalau kamu tim aduk atau tim nggak aduk, yang jelas kamu wajib cobain bubur H Zenal ini kalau mampir ke Tasik. Udah 50 tahun lebih, masih ramai, dan rasanya? Dijamin bikin kangen!(tim)